Buku, merupakan benda yang cukup menarik dalam kehidupan kita. Ada banyak buku menarik yang siap kita lahap untuk menambah pengetahuan kita. Beberapa buku yang sudah saya baca, dan saya rasa buku yang cukup menarik untuk Anda baca. Saya share beberapa di antaranya…
Soe Hok-Gie Sekali Lagi
Ini merupkanan buku pertama yang saya baca pada liburan kemarin. Buku ini semacam “reuni’ kawan-kawan Soe, begitu kawannya memanggil Soe Hok-Gie, tentang perjalanannya selama di kampus. Pada bagian awal, buku ini bercerita tentang tragedi Semeru 1969 yang merenggut nyawa Soe,tepat sehari sebelum hari ulang tahunnya. Harapan Soe untuk merayakan ulang tahun di tanah tertinggi pulau Jawa itu kandas, karena dia meninggal pada 16 Desember 1969. Pada bagian selanjutnya, merupakan kumpulan testimoni kawan-kawan Soe mengenai kahidupan aktifis ampus di Fakultas Sastra jurusan Sejarah di UI. Buku,Pesta, dan Cinta adalah tema yang diangkat dalam buku ini, juga merupakan slogan kehidupan mahasiswa FSUI pada saat itu. Juga ada testimoni dari Mira Lesmana, Riri Riza, dan Nicholas Saputra yang berperan dalam film GIE garapan Riri Riza pada bagian ke tiga dalam buku ini. Pada bagian akhir, ada tulisan Soe yang dimuat dalam surat kabar dan sebagian tulisan yang diambil dari buku hariannya.
Rudi Badil,penulis utama dan kawan dekat Soe, dan penulis lainnya mencoba menularkan semangat yang ada dalam diri Soe kepada setiap pembaca. Tim penulis berusaha menghidupkan kembali sosok Soe ke permukaan agar generasi sekarang bisa terilhami oleh semangat dan kekayaan intelektualitas sosok Soe Hok-Gie.
Habibie & Ainun
Buku yang berisi tentang tentang perjalanan cinta antara Ibu Hasrie Ainun Besari dengan Bapak Bacharudin Jusuf Habibie. Buku yang ditulis oleh Bapak B.J. Habibie sendiri, mengisahkan perjalanan cinta yang dirajut oleh beliau berdua. Kisah bagaimana mereka bertemu, bertunangan, menikah, sampai kehidupan rumah tangga yang dirajut oleh kedua insan ini sangat inspiratif. Bagaiamana Ibu Ainun dengan sabar mendapingi Bapak Habibie yang mengalami kesultan keuangan ada awal pernikahan, keikhlasan Ibu Ainun ketika Pak Habibie yang harus kembali ke Indonesia untuk mengabdi kepada bangsanya, ketegaran Ibu Ainun ketika Bapak Habibie mendapat tekanan, dan kesetiaan Bapak Habibie ketika Ibu Ainun sakit. Semua itu ditulis dengan sangat indah di buku ini. Dari buku ini,kita bisa melihat, betapa besar peran Ibu Ainun di dalam kemajuan karir Bapak Habibie. Beliau selalu menuliskan, mata Ibu Ainun selalu mengilhami setiap langkah Bapak Habibie. Oleh karena itu, anak pertama dari pasangan romantis ini diberi nama Ilham. Sosok teknokrat yang selalu diidentikan dengan sikap tidak romantis, kaku akan hilang karena kita akan melihat bagaimana seorang teknokrat handal bisa hidup dengan istrinya dengan sangat lembut.
Ditulis dengan bahasa khas Pak Habibie. Bahasanya tidak terlalu teknis,walau beliau seorang teknokrat,cukup ringan, tetapi memang ada beberapa istilah teknik yang tersisip dalam buku ini. Beliau mencoba menuliskan kisah ini dalam bentuk seperti novel agar enak dibaca dan mudah dipahami tanpa kehilangan maknanya. Romantisme ala seorang teknokrat.
Ranah 3 Warna
Novel yang saya sudah nantikan sejak lama karena A.Fuadi menjanjikan novel ini akan terbit pada tengah bulan Desember 2010. Tetapi akhirnya, novel ini terbit serentak pada 23 Januari 2011. Novel ini adalah kelanjutan novel Kang Fuadi sebelumnya, yaitu Negeri 5 Menara. Buku kedua dari tetralogi yang direncanakan ini mengisahkan perjuangan Alif (tokoh utama), berusaha meraih mimpi dengan semangat Man Jadda Wajada,“mantra” yang ada di N5M. Ternyata itu belum cukup, ada mantra lain yang dibutuhkan dalam perjalanannya meraih mimpi, yaitu Man Shabara Zhafira,siapa yang sabar, maka dia yang beruntung. Akankah Alif mampu mewujudkan mimpi yang terbayangsewaktu dia berada di pondok Madani?
Dengan bahasa khas penulis Sumatra, kang Fuadi mampu membawa kita masuk dalam perjalanannya yang cukup berat, tetapi berujung kepada kemenangan. Bahkan saya pribadi merasakan sangat bisa masuk dalam kisah yang sebagian besar bersetting kehidupan mahasiswa di Bandung. Bagaimana dia harus membeli bubur setengah porsi,lalu ditambahkan air agar terlihat lebih banyak. Ada pula kisah persaingan(bahkan perseteruan) dengan Randai,kawannya dari maninjau yang kuliah di ITB.
Bagaimana jika mantra Man Jadda Wajada tidak cukup?
Naskah-Naskah KOMPAS Jaya Suprana
Buku ini merupakan kumpulan tulisan Jaya Suprana yang telah dimuat di harian KOMPAS, mulain tahun 1983 sampai 2009. Isinya beragam, mulai dari politik, sosbud sampai ekonomi, tetapi semuanya disampaikan dengan bahasa humor dengan karakter tulisannya yang sangat khas. Jangan heran kalau beberapa humor terselip dalam buku ini, karena Jaya Suprana erupakan dedengkot humor Indonesia. Kehidupan sosial dapat dituangkan dalam tulisan dengan sudut pandang yang cukup unik. Beberapa juga berisi tentang musik jazz dan piano, memang Jaya Suprana merupakan salah satu penggemar (atau bahkan pemain) musik Jazz dan seorang pianis. Tulisannya banyak memberi inspirasi bagi kehidupan manusia yang lebih humanis. Buku terbitan Elex Media Komputindo ini cukup menarik untuk Anda baca untuk memberi pandangan baru bagi pemahaman Anda.
Kamis, 03 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar