Jakarta terik siang itu. Saya menyusuri kota tua yang ada di jakarta. Saya memang jarang ke Jakarta, tapi saya langsung jatuh cinta dengan kota tuanya. Siang itu saya berkunjung ke museum yang ada di kompleks kota tua. Bertemu anak kecil, yang kira-kira kelas 6 SD, di Museum Bank Indonesia, saya iseng bertanya ke anak kecil itu, “Dik, Museum itu artinya apa sih?” dengan sangat lugas dia menjawab,”tempat menyimpan benda bersejarah.” Jawaban yang benar menurut saya, karena pada KBBI pun museum didefinisikan:
mu·se·um /muséum/ n gedung yg digunakan sbg
tempat untuk pameran tetap benda-benda yg patut mendapat perhatian umum, spt
peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno.
Tidak
salah kan jawaban adik itu, tetapi menurut saya, definisi ini mengaburkan
maksud dan tujuan pendirian filosofi museum itu sendiri. Jika seseorang
memahami sesuatu itu A, maka dia akan cenderung memperlakukan sesuatu itu A.
Maksudnya jika seseorang memahami museum itu adalah tempat penyimpanan, maka
dia akan memperlakukan museum sebatas tempat penyimpanan. Hampir sama dengan
penengertian gudang. Tentu ini jauh dari tujuan didirikannya museum. Saya
pribadi mempunyai pendapat, museum itu adalah tempat belajar mengenai sejarah
selain cara tekstual. Ya, museum itu adalah tempat orang belajar mengenal
dirinya, masyarakatnya, dan bangsanya ditinjau dari masa lalu, dan
mempergunakan pengetahuan itu untuk membangun masa depan. Sayangnya, sedikit
masyarakat yang peduli atau setidaknya ingin mengenal museum, dan tidak semua
museum dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Apa kriteria museum
yang baik? Menurut saya, ada tiga kriteria dasar museum itu bisa disebut museum
yang baik.
1. Jujur
Meseum yang jujur adalah museum
yang menampilkan sisi gelap maupun sisi buruk sejarah. Museum hendaknya tidak
hanya menampilkan sisi positif dari sejarah, sehingga masyarakat pengunjung
museum bisa lebih objektif dalam menilai dan belajar sejarah. Masyarakat sangat
perlu mengenal dan mengerti sisi gelap sejarah suatu bangsa, sehingga
kemungkinan untuk mengulang semakin kecil.
2. Interaktif
Karena tujuan didirikannya
museum adalah tempat belajar, maka museum harus bisa berinteraksi dengan
pengunjung, bukan tempat penyimpanan yang bisu, sehingga pengunjung hanya dapat melihat benda mati saja. Dengan
adanya interpreter baik manusia ataupun diwakili multimedia yang mumpunu,
diharapkan pengunjung dapat belajar dengan baik. Interaksi bukan hanya
penyampaian informasi satu arah saja, tapi dapat dimungkinkan dua arah.
3. Bernyawa
Ini kriteria yang peling penting
menurut saya. Bangunan penyimpanan akan tetap mati jika tidak ada mengisi
nyawa. Nyawa dari sebuah bangunan adalah aktivitas manusia didalamnya. Jika
tidak ada aktivitas, maka matilah bangunan itu. Pun dengan museum, harus ada
aktivitas untuk mengisi museum tersebut. Menggelorakan cinta museum tidak bisa
dicapai dengan menunggu dan berharap pengunjung datang dengan sendirinya. Event
seru harus ada di setiap museum.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa museum di Indonesia tengah bergelut dengan ketiadakan
dana, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Silahkan cek, berapa persen dana
APBD yang dialokasikan untuk museum, sangat kecil. Pengelola harus memutar otak
bagaimana menghidupkan museum ditengah keterbatasan yang ada. Pengelola
dituntut kreatif dalam usaha pembangunan museum.
Lalu
apa yang bisa dilakukan masyarakat biasa? Cintai museum, itu lebih dari cukup.
Mencintai mengandung konsekuensi yaitu, mengunjungi, merawat, mempromosikan.
Omong kosong mencintai museum tanpa mengunjunginya. Berapa museum yang sudah
Anda kunjungi di kota Anda? Beberapa kawan ditanya seperti itu menjawab,
“boro-boro mengunjungi museum, museum apa aja yang ada di kota ini aku ga
tahu.” Nah lo.. kedua adalah merawat. Banyak benda museum yang rusak akibat
tangan jahil pengunjung. Keterlaluan banget kali ya, di museum aja masih bisa
usil. Nikmati tanpa merusak agar semua orang bisa ikut menikmatinya. Ketiga
ikut promosikan. Pakai banner? Atau pakai baligho? Ga perlu bos. Jika ada kawan
atau saudara yang berkunjung ke kota Anda, lalu biasanya minta ditemani
jalan-jalan, ajak aja ke museum. Seru tuh. Mengenalkan sejarah plus promosi
museum. Asik dan efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar