“Aku ingin begini, Aku ingin begitu.
Ingin ini ingin itu banyak sekali” Tiap minggu pagi, masa kecil saya ditemani
oleh lagu ini. Bersiap bangun pagi dan duduk manis di depan tv, kadang ditemani
kacang dua kelinci. Ah, sungguh mengasyikkan sekali masa kecil saya.
Tulisan ini tidak ada hubungannya dengan lagu itu atau masa kecil saya. Tulisan ini refleksi tentang keinginan selama masa pandemi. Hey, kok pandemic lagi? Maaf ya, pandemi ini terlalu besar untuk diingkari kalau dia mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita. Bolehlah sekali lagi saya menulis tentang pandemi.
Saya termasuk orang yang cukup boros. Jajan saya kebanyakan di traveling dan alat elektronik. Menghidupi hobi fotografi dan videografi merupakan pos pengeluaran yang cukup besar. Tokopedia, market place hijau yang menyebalkan itu, menjadi musuh dalam selimut untuk rekening saya. Jajan barang elektronik yang kecil-kecil, atau keinginan absurd sering saya lakukan.
Pandemi menyerang, dan boom. Praktis pengeluaran traveling akan berhenti total. Tidak ada pengeluaran untuk hotel-hotel lucu di Traveloka, jauh dari bandara, dan kulineran tanpa batas itu.Pengeluaran yang lain? Berkurang cukup drastis.
Dulu saya pikir keinginan akan dibatasi oleh sumber daya, baik itu uang, waktu atau apapun yang terukur. Ternyata, keinginan itu bisa lenyap begitu saja kalau moodnya lagi pandemi gini. Sekarang saya baru menyadari, keinginan-keinginan saya kemarin itu sungguh tidak penting sampai-sampai saya masih bisa hidup walau tidak belanja aneh-aneh.
Kalimat “Bedakan keinginan dan kebutuhan” mungkin sudah kita dengar dari jaman masih orok, tapi semoga ini bisa diterapkan pasca pandemi. Tidak lagi belanja aneh-aneh untuk ngasih makan keinginan absurd.
***
Tema hari kelima ini adalah Keinginan. Semoga semua harapan dan keinginan dapat tercapai. Kalau ga tercapai, ya disyukuri sambil dijogeti
Photo by Christian Lue on Unsplash
Tidak ada komentar:
Posting Komentar