Jodoh itu adalah salah satu misteri Tuhan untuk manusia. Tuhan menciptakan pasangan setiap makhluknya. Dalam perjalanan hidup manusia, Tuhan akan menemukan seseorang dengan seorang yang lain yang disebut dengan belahan jiwa, cinta sejati atau separuh nafas. Harapannya adalah, pasangan tersebut mampu saling bekerja sama untuk membuat rasa tenang, nyaman, dan kasih sayang satu sama lain.
Pertanyan muncul dari gejala umum yang saya lihat. Mengapa pasangan dari sate kambing itu bumbu kecap, dan pasangan sate ayam itu bumbu kacang? Saya bercerita tentang sate pada umumnya di Jakarta. Mungkin saya salah, tapi itu adalah anggapan umum masyarakat tentang pasangan sate. Apakah sate ayam yang dipadukan bumbu kecap tidak menumbuhkan rasa tenang dan nyaman? Apakah jika dipasangkan, sate ayam akan menjadi pemurung dan sedih karena dirundung bumbu kecap?
Saya menduga ini adalah akan-akalan manusia, terutama pengaruh dari madura. Adat istiadat telah menghalangi kemungkinan terjalinnya kasih sayang antara sate kambing dan bumbu kacang. Tidak adil sekali. Kita sebagai manusia berkeinginan merdeka dalam menentukan pasangan kita, namun kita memaksa pasangan untuk sate.
Untuk melawan hegemoni budaya itu, malam ini saya memesan sate kambing tanpa longtong dengan bumbu kacang di depan RSPP. Enak ternyata saudara-saudara. Saya membantu terjalinnya kasih antara sate kambing dan bumbu kacang. Bagaimana jika mereka sebenarnya tidak cocok? Ya sudahlah, toh sudah di dalam perut.
***
Hari ke 8 ini temanya pasangan. Karena bingung saya cerita aja tentang sate. Blog ini ditulis tanggal 8, namun diupload tanggal 9 karena ketiduran.
Photo by Felicia Buitenwerf on Unsplash
Tidak ada komentar:
Posting Komentar