Saat itu hari Jumat terakhir sebelum lebaran. Aku masih sibuk dengan laptop di kantor. Sebenarnya kantor sudah mulai sepi. Sudah banyak yang mengambil cuti, namun aku masih bertahan di hari-hari akhir sebelum lebaran. Di hari itu, aku sudah terjadwal untuk pulang kampung menggunakan kereta api. Tiket sudah terbeli, tinggal berangkat saja. Barang yang sekiranya akan aku bawa ke kampung juga sudah aku bawa sehingga dari kantor aku bisa langsung ke stasiun Gambir.
Persimpangan pertama muncul. Naik apa ya aku ke Gambir? Taksi? Transjakarta?. Akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan Transjakarta karena masih ada waktu pikirku. Telah lama menunggu, Transjakarta penuh terus. Aku tidak mengantisipasi bahwa ini hari di mana puncak orang akan pulang kampung. Waktu semakin menipis, panik mulai melanda.
Apakah aku harus bertahan di halte Transjakarta atau naik taksi saja? Akhirnya aku memutuskan untuk naik taksi. Begitu aku turun dari halte, Transjakarta kosong lewat. Damn. Ternyata juga tidak mudah menemukan taksi. Setiap orang berlomba ingin pulang cepat di hari itu. Apakah aku harus berpindah ke gojek? Bukan pilihan yang bagus karena GoJek saat itu sangat sulit menemukan driver yang tersedia.
Singkat cerita akhirnya aku naik Gojek menuju ke Gambir. Setelah beberapa lama berjalan, aku sudah menduga bahwa aku akan ketinggalan kereta. Di atas motor Gojek itu pula aku membuka aplikasi perjalanan. Woaalaa… Besok pagi ada pesawat yang tersedia dengan harga di bawah rata-rata. Akhirnya aku booking walau Gojek masih membawaku ke Gambir. Benar memang, akhirnya aku tertinggal kereta.
Persimpangan naik apa adalah hal yang aku benci, karena terus terang saja ketidak pastian ketersediaan kendaraan di waktu yang mepet adalah hal yang aku benci. Kadang ragu untuk memutuskan naik apa, yang pada akhirnya keraguan itu membawa petaka. Kalaupun terlalu cepat memutuskan, seringkali keputusannya juga salah.
Ah, dipersimpangan memang tidaklah menyenangkan. Keputusan harus tetap diambil karena tidak memutuskan adalah kesalahan lebih besar dibanding salah memutuskan.
***
Hari ke 11 dari 30 Hari Bercerita. Temanya adalah persimpangan.
Photo by Jason Krieger on Unsplash
Tidak ada komentar:
Posting Komentar