Kalau saya berdialog dengan saya sendiri saat ini, dan saya menanyakan, “Penyesalan apa yang kamu rasakan saat ini?” mungkin saya akan kebingungan. Rasa-rasanya tidak ada rasa penyesalan yang tetap saya simpan. Saya tetap bisa hidup dari akumulasi keputusan-keputusan yang saya buat dari masa lalu.
Apakah saya selalu tepat dalam
membuat keputusan? Tentu tidak. Saya banyak sekali membuat keputusan yang tidak
tepat. Tidak jarang keputusan yang salah itu membawa konsekuensi yang tidak
ringan, namun sesalnya tidak terbawa sampai saat ini. Keputusan yang saya ambil
berdasarkan informasi yang saya punya saat itu dan kondisi yang saya alami saat
itu. Itu yang menjadi dasar dalam membuat keputusan. Jadi, apa alasan saya
untuk mempertahankan penyesalan?
Saya selalu ingat perkataan Aa Gym dalam sebuah ceramah, "Mengapa kita mempersulit diri dengan seandainya saya melakukan ABCD di masa lalu, pasti tidak akan begini. Padahal kenyataannya sudah terjadi dan tunai." Iya, penyesalan akan bertambah kekuatannya jika kita menambahkan skenario "seandainya jika saya" yang pada kenyataannya tidak kita lakukan.
Pada akhirnya, keyakinan akan
rencana Tuhan menjadi sandaran kalaupun saya salah dalam membuat keputusan.
Setiap detik, langkah, pikiran, dan keputusan tidak lepas dari pengaturannya. Satu-satunya
yang kita bisa pegang adalah, jangan sampai keputusan yang diambil bertentangan
dengan panduanNya
***
Penyesalan, tema ke 23 dari
rangkaian #30HariBercerita
Photo by Brett Jordan on Unsplash
Tidak ada komentar:
Posting Komentar