Dari pandangan orang yang belum pernah berkenalan dengan Jakarta, dia seperti orang yang tampan dan berpenampilan menarik dengan parfum yang wangi. Bagi yang kenal dan tinggal sebentar di Jakarta, dia adalah orang yang jahat dan nyebelin. Bagi penduduk yang sudah lama menetap di Jakarta, dia seperti sahabat yang jutek, kadang nyebelin, namun mau menolong di saat yang tepat. Selayaknya teman, kadang kamu berantem, kadang kamu baikan.
Tidak mudah
menjadi penduduk Jakarta, apalagi kalau kamu punya keterbatasan sumber daya. Setiap
pagi, Jakarta mempunyai cara kreatif untuk merenggut semangatmu. Keluar rumah
sudah kena macet, makanan yang mahal dibanding dengan kota lain, harga tempat
tinggal yang terus merangkak naik, sampai kelelahan di tempat kerja. Pulang ke
rumah untuk istirahat? Nanti dulu, kamu harus berjuang macet lagi di malam hari.
Keluakuan penduduknya pun beragam dan unik. Butuh rasa maklum yang tinggi untuk
tinggal bersama. Banyak yang bertahan, tapi tidak sedikit yang mencari keadaan
yang lebih baik di luar Jakarta. Masing-masing punya pilihan.
Apa yang
membuat orang memilih bertahan di Jakarta? Macam-macam alasan untuk tetap di
sini. Ada yang memang kampung halamannya di Jakarta, orang tua tinggal di sini,
pasangan yang menetap di Jakarta, atau memang pekerjaannya di Jakarta. Motivasi
hidup di sini pun beragam, tergantung dengan sumber daya yang kamu punya.
Berkaca pada teori Maslow, ada yang bertahan hidup di Jakarta, sampai Jakarta
menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri.
Aku punya
referensi menarik bagaimana Jakarta di kacamata penduduknya dari berbagai sudut
dan lapiran. Kamu bisa membaca Cerita-Cerita Jakarta, kumpulan cerpen dari 10 penulis
terbitan Post Press.
Bagaimanapun
juga, Jakarta tetaplah berputar walau penduduknya datang dan pergi. Setiap orang
terus mencari alasan untuk bersemangat hidup di kota ini. Sebagian orang sudah
menemukan, namun terkadang alasan yang rapuh dan bisa saja runtuh. Atau
mungkin, kita tidak perlu menemukan banyak alasan untuk semangat dan bertahan. Cukup satu
atau dua. Alasan yang kuat, dan kamu mau setia pada alasan itu.
Bagian II:
Semangat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar