Jika kamu melewati persimpangan Harmoni dari arah jalan Hayam Wuruk menuju ke Monas, kamu akan menemukan patung kecil anak kecil berdiri yang bertumpu satu kaki dengan tangan kanan menunjuk ke langit. Ukuran patungnya kecil, jadi sangat wajar kalau ini tidak terlihat oleh orang yang lewat di sekitar Harmoni. Itu adalah patung Hermes.
Sebelum saya
menceritakan sejarah dari patung ini, kita akan berkenalan dulu dengan Hermes. Dalam
mitologi Yunani, Hermes adalah dewa pembawa pesan dari Zeus, raja seluruh dewa,
untuk manusia di Bumi. Sebagai dewa pembawa pesan, Hermes mengenakan sepatu
bersayap yang bisa melesak cepat, topi bersayap dan membawa tongkat yang
dililit dua ular. Dia juga dikenal sebagai dewa ahli diplomasi untuk meyampaikan
kepentingan Zeus.
Lalu mengapa
ada patung Hermes nongkrong di Harmoni? Perlu dikertahui bahwa sekitar jalan
Juanda (Rijswijk), Jalan Veteran (Rijswijk) adalah deretan pertokoan elit yang
dimiliki oleh orang-orang eropa. Salah satunya adalah Karl Wilhelm Stolz,
seorang pedagang kelahiran Jerman yang akhirnya menjadi warga negara Belanda membuka
toko bernama Jenny & Co. Toko ini menjual barang-barang logam dan gelas yang
dia import dari Jerman.
Pada tahun 1920,
Stolz membeli patung Hermes dari Hamburg. Awalnya patung yang didesain oleh Giambologna ini adalah barang dagangan,
namun karena Stolz sangat suka dengan patung ini, maka dia memindahkan
patungnya ke rumahnya yang berada di kawasan Meezter Cornelis (Jatinegara).
Istrinya, Matilda Jenny, tidak menyukai patung ini karena vulgar. Istrinya menyuruh
Stolz membuang patung ini. Karena Stolz sangat menyukai patung ini, dia tidak
lantas membuang.
Pada tahun
1930, Matilda meninggal dunia. Stolz memutuskan untuk menjual seluruh bisnisnya
yang ada di Rijswijk. Dia memberikan patung Hermes ini kepada pemerintah kota
Batavia sebagai rasa syukur bahwa sudah diberi kesempatan berbisnis di kota
Batavia. Oleh pemerintah kota Batavia, patung itu dipasang di jembatan Harmoni,
dengan tujuan agar memberikan keberuntungan kepada pemilik bisnis di kawasan
Harmoni.
Pada tahun
1999, patung asli dari Hermes ini dipindahkan dari Harmoni ke Museum Fatahillah.
Untuk menggantikannya, pemprov DKI membuat replikanya dan ditempatkan di mana
patung itu dipasang mulanya.
Patung Hermes
ini telah menjadi saksi bisu bagaimana kemajuan dan kejayaan Harmoni di masa
Batavia yang dikenal sebagai kawasan nongkrong elit, hingga menjadi pusat
pemerintahan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar