Gereja Willemskerk atau yang sekarang lebih dikenal dengan Gereja Immanuel yang berada di kawasan Gambir memiliki keterkaitan erat dengan gereja yang berada di Pasar Baru. Gereja tersebut adalah Gereja Pniel atau yang lebih dikenal dengan gereja ayam karena terdapat bentuk ayam yang berada di pucuk atap gereja ini. Letak dari gereja ini tepatnya ada di Samanhudi nomer 12, Jakarta Pusat. Uniknya, bangunan gereja ini menyerong dengan orientasi barat daya – tenggara.
Lalu, apa
hubungannya dengan Gereja Willemskerk? Perlu diketahui bahwa letak Gereja Willemskerk
ini berlokasi di Weltevreden, sebuah lokasi elit yang juga menjadi pusat
pemerintahan pada masa Hindia Belanda. Tidak hanya itu, kawasan pendukung
Weltevreden, yaitu Menteng juga dihuni oleh pejabat-pejabat pemerintahan dan
orang-orang kaya. Hal ini mempengaruhi profil jemaat yang datang. Jemaat Gereja
Willemskerk kebanyakan kalangan pejabat atau orang-orang kaya
Rakyat kalangan
bawah yang terdiri dari Bumiputra, Cina dan Tamil merasa tidak nyaman beribadat
di Gereja Willemskerk. Karena itu, mereka berinisiatif untuk mendirikan gereja
sendiri, terpisah dengan Gereja Willemskerk. Awalnya hanya didirikan kapel
kecil bernama Kapel Haantjeskerk. Lama-kelamaan, kapel ini tidak bisa menampung
jemaat yang semakin banyak.
Pada tahun
1913, didirikan sebuah gereja pada tapak Kapel Haantjeskerk. Gereja bergaya Neo-Romanik,
merupakan karya biro arsitek Cuypers en Hulswit. Mempunyai Menara kembar di
kedua sisinya. Pada puncak atapnya, dihiasi Ayam Jago. Karena itu gereja ini disebut
juga Gereja Ayam.
Menurut Pendeta
Adriano yang dikutip dari NetGeo, gereja ini simbol inklusifitas. Gereja sewajarnya
melayani semua jemaat tanpa memandang golongan dan kelas masyarakat. Gereja juga
harus berperan membantu masyarakat sekitar baik dalam peyanan untuk orang tidak
mampu, maupun program lingkungan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar