Jika seseorang menetap di suatu kota, dia akan tumbuh bersama dengan kota itu. Tidak hanya fisik, seseorang akan tumbuh secara emosi bersama kota yang dia diami. Seseorang akan mendapatkan pengalaman bahagia, sedih, kecewa, dan segala macam perasaan bersama kotanya dan mengendap perlahan dalam jiwa seseorang menjadi kebribadian. Pengalaman setiap warga akan berkumpul secara bersama akan membentuk ingatan kolektif warga yang akan membentuk emosi dan karakter dari kota itu.
Saat saya berkunjung
ke Hong Kong, pemandu saya mengatakan bahwa Hong Kong bukanlah merupakan kota
yang penduduknya ramah. Kesulitan hidup membuat warga Hong Kong cenderung mementingkan
diri sendiri. Biaya hidup yang mahal, susahnya pekerjaan, dan buruknya tempat
tinggal menekan emosi mereka. Ketidakramahan hidup membuat mereka tidak ramah
ke orang lain. Jadi mohon maklum saja kalau kamu diketusin orang di Hong Kong.
Bagaimana
dengan Jakarta? Kalau kata Kang Emil, Bandung diciptakan saat Tuhan sedang
tersenyum, kalau Jakarta pas lagi cemberut. Mungkin benar sih, saya merasakan
suasana Jakarta ini tidak seramah dengan kota lain. Besarnya biaya hidup ditambah
dengan posisi Jakarta yang merupakan kota pesisir membuat udara Jakarta
cenderung panas. Kombinasi yang cocok untuk membuat warga meledak-ledak.
Sehitam putih
itu? Tentu saja tidak. Semakin lama berinteraksi dengan warga Jakarta, kamu
akan menemukan keramahan di penduduknya. Keramahan itu tidak menampik bahwa
Jakarta mempunyai potensi untuk “meledak”. Menyitir perkataan Pandji Pragiwaksono,
Jakarta itu rumput kering. Jangan menyulut api untuk menghindari kebakaran
besar. Diperlukan pendekatan yang agak adem untuk menyelesaikan masalah di
Jakarta.
Momen
menyenangkan ketika pasangan calon kepada daerah yang mempunyai visi dan nilai yang sama dengan
saya, memenangkan kontestasi kepala daerah. Iya, sangat politis. Saya mendambakan
kota yang lebih humanis dalam penegakan hukum dan penyusunan aturan. Narasi
yang berorientasi pada pengembangan manusia mampu membeli saya. Ketika pasangan
yang saya harapkan berhasil memenangkan permilihan, tentu saya senang. Ada
harapan mendapatkan kota yang lebih baik.
Kenyataannya bagaimana?
Masih jauh dari yang dijanjikan, namun tidak terlalu jauh keluar dari rel yang
ada. Setidaknya, berita perubuhan rumah disertai pertempuran antara satpol PP
dan warga sudah jauh berkurang. Ada pendekatan lain. Pendekatan yang lebih
berkeadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar